Friday, April 1

Gak punya SIM, tapi nabrak balita sampai meninggal? 😭😭😭

Fay, ada kisah pilu di Kabupaten Lingga. Seorang balita ditabrak motor hingga kehilangan nyawanya. Tapi yang menabrak diduga masih anak-anak. Kok bisa ya, anak di bawah umur diizinkan orangtuanya bawa motor? 

Al Kautsyar Kurnia bikin petisi agar kasus ini diselesaikan seadil-adilnya baik bagi korban maupun penabrak. Baca kisah lengkapnya di bawah ya. 

Balita Meninggal Dunia Usai Ditabrak, Ayah Menuntut Keadilan Melalui Hukum

112 orang telah menandatangani petisi Al Kautsyar Kurnia. Ayo capai target 200!

Tandatangani petisi dengan satu klik

Sungguh tragis yang dialami Annasya Balqis Naviza yang baru berusia 2.8 tahun, warga Tande Hilir, Kelurahan Daik, Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga. Bocah ini meninggal dunia setelah sempat di rawat di Rumah Sakit Encik Maryam usai ditabrak oleh Siswa SMP Kelas 9 inisial Jr Warga Desa Merawang.

Kejadian tersebut, tak jauh dari rumah korban, yang mana merupakan perumahan pemukiman padat warga, saat itu menurut saksi mata Desi, pengendara motor Yamaha Jupiter MIX tersebut melaju dari arah hulu dengan kecepatan tinggi, namun karna kecepatan tinggi motor tersebut tidak dapat dikendalikan sehingga menabrak bocah malang tersebut.

"Kejadiannya sangat cepat, perkiraan kejadian sekitar jam 9:34 – 9:40 WIB, karna saya tidak fokus lagi untuk melihat jam, badan saya sudah menggigil melihat ponaan saya di tabrak remaja ugal-ugalan, tanpa memperhitungkan kecepatan kendaraan," kata Desi Kepada SuaraKepri.com

Sementara itu, setiap orang tua perlu tahu, bahwa anak yang belum cukup umur yang nekat mengendarai motor bisa juga dihukum pidana.

Sebelum mengizinkan anak-anaknya mengendarai sepeda motor, para orang tua sepertinya perlu lebih paham soal aturan berkendara yang sudah di atur melalui Undang-Undang, seperti dikutip dari laman Wahana Honda.

UU Nomor 22 Tahun 2009 pasal 77 ayat 1. Pasal itu mengatur bahwa siapapun yang mengemudikan kendaraan bermotor dibutuhkan Surat Izin Mengemudi (SIM) sesuai dengan kendaraan yang dikemudikan.

UU Nomor 22 Tahun 2009 pasal 81, yang menyebutkan tentang persayaratan usia yang layak mendapatkan SIM. Untuk mendapatkan SIM C dan SIM A, pengemudi harus berusia minimal 17 tahun.

Sedangkan untuk mengurus SIM B1 minimal usia yang dipersyaratkan adalah 20 tahun, SIM B2 minimal berusia 21 tahun.

UU Nomor 22 Tahun 2009 pasal 281. Dalam pasal ini juga disebutkan soal anacaman hukuman bagi pengendara motor yang tidak memiliki SIM. Bahwa, pengemudi yang tidak menunujukkan SIM bisa terjerat pidana kurungan penjara selama maksimal 4 (empat) bulan, atau denda maksimal 1 juta rupiah.

UU Nomor 22 Tahun 2009 pasal 310. Disebutkan bahwa, jika dalam kegiatan berkendara tersebut mengakibatkan kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa, ada ancaman pidana yang pasti akan jatuh ke mereka yang tak memiliki SIM. Pidana tersebut adalah denda 1 juta hingga 12 juta rupiah hingga kurungan penjara 6 bulan sampai 6 tahun.

Berdasarkan itu, orang tua korban meminta keadilan yang seadil-adilnya, agar hukum dapat ditegakkan, dan ia meminta persoalan ini untuk menjadi perhatian masyarakat umum, serta meminta pihak Kepolisian untuk mengusut tuntas, atau ia berjanji jika keadilan tidak ditegakkan makan ia akan mengkampanyekan ikat pocong.

"Secara hati sudah saye maafkan pihak pelaku, namun saye tetap menyerahkan semua proses kepada hukum, sebagai efek jera, kalau dia masuk penjara anak mereka bisa kembali, kalau anak saya gimana? biar saya sebagai ayahnya mencari keadilan untuk anak saya, kalau perlu saya jual ginjal saya untuk sampai ke mabes Polri menuntut keadilan," kata Ridho ayah korban.

"Tapi yang nabrak itu anak di bawak umur, jadi yang upaya hukum seperti banyak yang melindungi, ridho hanya minta keadilan. Bukan memaksakan hukum, tapi meminta hukuman yang adil, agar anak nya tenang di sana." jelas ayah korban.

Tandatangani petisi dengan satu klik

Lihat halaman petisi

Di Change.org, kami percaya pada suara masyarakat. Adakah yang ingin kamu ubah?


Apakah email ini membantu?

1
2
3
4
5

Tidak membantu

Membantu

No comments: