Bapak Presiden, Negara kita memang memiliki ragam cara mengolah masakan. Dari menggoreng, mengukus, merebus, memanggang, mengasap, dll. Tapi menggoreng menjadi pilihan utama dalam memasak karena relatif lebih mudah dan murah. Terlebih bagi kalangan ibu yang memiliki anak dalam fase makanan pendamping ASI (MPASI), minyak goreng dibutuhkan sebagai tambahan lemak bagi tumbuh kembang anak.
Bapak Presiden telah mengambil langkah cepat dengan memberikan subsidi terhadap minyak goreng curah. Namun minyak goreng curah memiliki dampak negatif terhadap kesehatan ke depannya. Tidakkah kami sebagai warga negara memiliki hak atas kesehatan yang layak, Pak? tentu dengan minyak goreng yang melalui proses penyaringan maksimal.
Bapak Presiden, harga eceran tertinggi sudah ditetapkan namun dicabut. Minyak goreng yang beberapa minggu terakhir langka, tiba-tiba hari ini lebih mudah dijumpai di pasar swalayan. Namun dengan harga yang jauh lebih mahal. Di samping itu, tidak semua rakyat Bapak bisa mengakses pasar swalayan. Pasar tradisional menjadi pilihan utama untuk akses terhadap sumber kebutuhan pokok. Tapi yang terjadi kemudian, harga di pasar tradisional pun juga menjadi naik.
Tidak hanya itu, per hari ini, harga beberapa kebutuhan pokok pun melonjak. Dari daging sapi, daging ayam, cabai, bawang, dan gas elpiji. Kondisi ini jika dibiarkan begitu lama akan mengakibatkan ketidakpastian ditengah masyarakat.
Bapak Presiden, Negara memiliki tanggung jawab untuk menstabilkan harga pasar ditengah pendapatan minimum masyarakatnya dan kondisi ekonomi yang mulai bangkit ditengah pandemik Covid-19. Oleh karenanya kami menuntut tanggung jawab pemerintah untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok tersebut dan menurunkan harga minyak goreng. Tidak hanya sungguh-sungguh memperhatikan distribusi dan ketersediaan minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya. Namun juga perlu memperhatikan harga pasar dan dikembalikan seperti semula sesuai dengan kemampuan serta daya beli rakyat Bapak.
Oleh karenanya, gerak cepat dari pemerintah sangat ditunggu masyarakat dalam menurunkan harga kebutuhan tersebut.
Salam sehat,
Suara Ibu Peduli Harga Kebutuhan Pokok
*Foto: dok.pribadi
No comments:
Post a Comment